Mudik? Balik ke Jakarta bawa teman,family? Boleh?

Mudik? Yup, bentar lagi kita akan merayakan hari raya Idul Fitri yang menurut kalender akan jatuh pada tanggal 21 & 22 September nanti. Khusus bagi WNI yang memiliki kampung halaman bukan di Jakarta, maka momen mudik ini mungkin sangat berarti. Di mana mereka akan menuju/kembali ke kampung halamannya masing-masing dengan membawa barang-barang yang lumayan banyak.

Tapi, ada satu kebiasaan dari mudik/pulang kampung ini. Apa? Biasanya, mereka yang mudik akan membawa sanak-famili, teman de el el untuk tinggal di Jakarta dengan alasan untuk mencari nafkah. Memang, itu hak mereka.. toh mereka juga warga negara Indonesia yang punya hak untuk mencari nafkah di manapun mereka mau.

Masalahnya, di Jakarta ini sudah banyak pengangguran dan kalau ada lagi yang datang ke Jakarta dengan alasan seperti itu (cari pekerjaan) sepertinya sudah jadi fenomena tersendiri (haha,, bahasa gw kan..). Kalau di Jakarta memang dapat pekerjaan yang baik, alhamduliLLah banget. Tapi, kalau cuma jadi “nyempit-nyempitin” Jakarta? Ini dia yang Gak Boleh!!!

Saran dari ‘aye. Cari nafkah di Jakarta silahkan ‘aja. Tapi, kalau memang ‘gak dapet pekerjaan yang layak di Jakarta (paling gak jadi PRT) lebih baik kembali ke kampung halaman. Kalau semua yang di kampung ke Jakarta, nanti yang mengolah desa siapa? Sawah, ladang siapa yang mengolah? Masa iya Indonesia mesti mengimpor beras terus? Apa kata Dunia broo… :)